Jumat, 17 September 2021

Sayapmu Ada




Saya adalah seekor burung, Seekor burung yang sayapnya patah... saya menyadari itu.

Tapi saya berprinsip bahwa sayap saya hanya patah, bukan tidak ada. Sehingga masih besar kemungkinan saya untuk bisa terbang seperti yang lain..

Tidak dipungiri, bahwa ketika memiliki kekurangan.. saya butuh yang lain untuk menuntun saya, saya butuh yag lain untuk mensuport saya, saya juga butuh yang lain untuk menumpahkan curahan hati saya saat saya mencoba terbang namun ternyata saya masih tertatih..

Baiknya Allah adalah mengirimkan sesuatu yang tidak saya duga sebelumnya..

Saya dirawat dengan baik, saya dituntun dengan baik, saya juga di ajarkan terbang dengan baik. Hanya mungkin saya tidak menyadarinya. Saya justru membuat yang disekitar saya juga patah sayapnya atas kehadiran saya.

Ketika saya sudah diwaktu dimana saya harus terbang, justru yang merawat saya, yang mendampingi saya, yang menuntun saya malah menjatuhkan saya ke titik terdalam sehingga saya merasa tidak ada alasan untuk saya bangkit. Saya percaya ke mereka dengan segenap hati saya, namun ternyata ini lebih menyakitkan. Sayap saya sudah sembuh, hanya jiwa saya yang justru tidak berani untuk terbang. Salah saya? Iya..

Inilah proses hidup yang harus dilewati oleh seekor burung ini.

Akan ada skenario Allah yang jauh lebih indah dari ini, dan suatu saat ketika burung ini mendapat goncangan yang dahsyat, dia akan menatap ke belakang sambil berkata “mau goncangan seperti apa lagi, aku sudah terbiasa melewatinya” aku masih bertahan.

Kamis, 25 Maret 2021

Teruntuk Ibuku

 

Teruntuk ibuku..



Untukmu yang ku panggil mamah.. manusia satu-satunya yang mecintaiku tanpa syarat..

Dalam 24 tahun ini engkau menemaniku, menjagaku, mendidikku, mencintaiku dan mendo’akan aku.. aku tahu, ini tidak mudah untuk mamah, pasti berat ya mah... tapi terimakasih mamah sudah bertahan selama ini.. mamah sudah berperan ganda menjadi ibu sekaligus ayah untuk aku..

Mungkin mamah tidak seperti ibu yang lain diluaran sana, bahkan aku sudah lupa kapan terakhir kali mamah peluk aku, aku tahu itu bukan berarti kau tidak menyayangiku, tapi itulah caramu.. itulah dirimu.. yang keras,  yang tegas.. tapi karena didikan itulah aku bisa menjadi seperti sekarang ini..

24 tahun bukan waktu yang sebentar,mulai dari aku menggemaskan, mengesalkan dan meresahkan.. banyak suka duka yang telah kita lewati, sering kita sampai bertengkar hebat. Tapi dalam pertengakaran itu aku tahu.. tidak ada satu malam pun yang engkau lewatkan tanpa mendo’akan aku..

Satu sisi.. putrimu ini rindu pelukanmu, putrimu juga rindu sentuhan lembut tanganmu, putrimu rindu perhatianmu, tapi aku tak pernah protes. Karena dengan larangan kerasmu, dengan kata kata tegasmu, itu sudah lebih dari cukup bagiku.. kujadikan itu sebagai dalil bahwa kau begitu mencintaiku..

Aku tidak akan protes dengan sikap mamah, aku tidak akan minta banyak sama mamah.. aku hanya minta satu. Mamah harus sehat, jaga kesehatan, karena tujuanku hanya satu.. membahagiakan mamah.. Izinkan putrimu satu satunya ini membahagiakanmu, mamah harus bahagia, sudah cukup rasa sakitnya..

Satu hal, aku tidak pernah menyesali takdirku yang terlahir darimu.. jika aku dilahirkan kembali aku akan tetap memilih dilahirkan dari sosok ibu yang hebat sepertimu.. sehat selalu yah.. temani putrimu ini sampai sukses atas ridhomu..

Terakhir.. semoga Allah membalas  dengan memberimu Syurganya kelak..

Jumat, 15 Januari 2021

Teruntuk ibu mertuaku

 


Teruntuk ibu mertuaku
 

Perkenalkan, aku adalah perempuan yang begitu mencintai putramu. Yang akan menjadikan putramu sebagai imamku, yang akan menjadikan putramu sebagai panutanku karena putramu lah yang telah menjadikan aku perempuan yang tidak pernah berhenti untuk memantaskan diri.

Kepada ibu dari laki-laki yang aku sayangi, entah cepat atau lambat aku akan menjadi menantumu, menjadi bagian dari keluargamu, dan perihal menjadi istri dari putramu aku akan berusaha menjadi makmum yang baik, yang patuh dan taat serta mengabdi dengan sepenuh hati pada putramu selama imamku mengarahkanku pada jalan yang di Ridhai-Nya.

Ibu.. saat bersama putramu, aku merasa syurga begitu dekat sehingga aku begitu mencintai putramu, tapi.. perihal cintanya pdamu, ibu tidak usah khawatir. Tenanglah.. ia akan tetap menjadi milikmu, aku ada bukan untuk merebut hati putramu, aku tidak akan merebutnya darimu karena aku tahu syurganya ada padamu.

Ibu, jika kelak aku telah menjadi istri putramu dan aku berbuat kesalahan, aku harap ibu membicarakannya padaku, bukan pada tetanggamu, silahkan ibu tegur saja aku. Aku akan menerima teguranmu itu dengan sepenuh hatiku.

 

Dariku,

Wanita sederhana, yang mencintai putramu dengan sempurna.

Kamis, 15 Oktober 2020

Kehilanganmu



Aku masih bisa menjalani hari-hari ku
Namun tak seperti saat kau ada bersamaku
Tahukah kau bahwa aku sangat mencintaimu
Dan kehilanganmu adalah hal paling perih dalam hidupku

Seandainya aku tahu kau akan pergi secepat ini
Tak akan ada menit yg aku lewati tanpa bersamamu
Seandainya aku tahu bahwa kau tak akan lagi bersamaku
Tak akan ada kata yg terbuang selain kata cinta padamu

Kini senja tak lagi indah
Karena saat senja pergi malam akan datang..

Gelapnya malam menyadarkan bahwa

kini aku sendirian menatap dirimu hanya dalam bayangan.. 

Jumat, 25 September 2020

Jangan jadi Tuhan atas diri orang lain



Kita sebagai seorang muslim tentu harus percaya akan takdir yang telah Allah berikan kepada kita yang  tercantum dalam rukun iman. Tiap manusia punya takdir dan jalannya masing-masing. Tidak bisa di tentukan karena keturunannya, tidak bisa di tentukan karena pendidikannya ataupun ditentukan dengan patokan usia. Banyak manusia di jaman sekarang ini menentukan kriteria sempurna dengan hal-hal demikian tanpa melibatkan takdir Allah atas diri seseorang.

Seseorang di katakan sempurna karena dia mendapat banyak gelar dengan nilai yang mumtaz. Lalu setelah itu mendapat pekerjaan yang bagus terutama menghasilkan gaji yang diatas rata-rata, berbeda pandangan ketika mendapat nilai sempurna tapi memiliki pekerjaan yang tidak menghasilkan finansial lebih, semua hasil belajar yang ditempuh akan dianggap sia-sia bagi mereka yang selalu mengatakan “ percuma kuliah, dapat nilai yang bagus. Tapi pekerjaannya biasa saja”

Atau seseroang dikatakan sempurna jika anak orang kaya mendapatkan suami atau istri yang kekeyaannya setara. Kesempurnaan menurut kriteria mereka akan memudar saat ada laki-laki yang meminang perempuan sederhana dengan pemikiran “kasihan yah laki-laki itu.. kok mau sama dia yang bla..bla..bla.. padahal orang seperti dia bisa mendapatkan yang lebih baik, jangan jangan dipelet”.

Atau seseorang dikatakan sempurna jika di usia 23 dia lulus kuliah dan langsung mendapatkan pekerjaan yang bagus, di usia 24 dia menikah, di usia 25 dia memiliki rumah dan diamanahkan seorang anak dan seterusnya. Lalu bagaimana dengan mereka yang di usia 25 tahun belum lulus kuliah, atau di usia 28 dia belum mendapat pekerjaan atau di usia 30 belum menikah.

kenapa kita sering tidak sadar  telah menyamaratakan orang, menganggap ada kriteria dan patokan tertentu dalam hidup. Sering menanyakan hal-hal yang tidak bisa dilampaui. Kapan kamu mendapat pekerjaan yang gajinya besar? Temanmu kerjanya enak, gajinya besar..  Kapan kamu menikah? Teman temanmu sudah menikah.. kapan kamu punya anak? Udah lama nikah kok belum hamil.. kapan kamu punya rumah? Anak-anakmu banyak apa nggak malu masih numpang dirumah orang tua...

Sering berdalil “ kan saya hanya bertanya, kok marah” atau “saya kan bercanda, gitu aja marah”. Astagfirullah.. haruskah dengan pertanyaan dan gurauan semacam itu, apakah tidak ada hal lain yang sekiranya tidak akan melukai. tidak ada larangan dalam bertanya, tak ada larangan dalam bercanda, tapi dengarlah kata-kata ini “ berbicaralah dari hati agar orang yang mendengarkannya merasakan sampai ke hati, tapi jangan berbicara sesuka hati”

Kenapa selalu membandingkan antara satu orang dengan yang lainnya? Kenapa kalian harus menjadi Tuhan atas diri orang lain, kalian mengatur seolah-olah kalian sempurna.. ingatlah.. masing-masing dari kita punya jalan tersendiri, punya jalannya masing-masing, jika kamu risih melihat tetanggamu yang kerjanya rajin tapi penghasilannya sedikit, do’akan agar ia diberi rizky yang lebih. Jika kamu risih melihat temanmu belum menikah, bahkan kau sebut perawan tua, bujang tua, bahkan kamu mengatakan bahwa ia penyuka sesama jenis. Itu tidak membantu apa-apa justru itu menyakitinya, maka seharusnya kamu do’akan bahkan boleh kamu kenalkan dengan orang yang sekufu’ dengannya. Jika kamu risih melihat tetanggamu yang belum dikaruniai seorang anak, do’akan suapaya Allah segera memberinya kepercayaan, bukan malah mengatakan hal yang melukainya..

Intinya, jangan jadi Tuhan atas diri orang lain. Karena kamu tidak tahu, usaha apa saja yang sudah dia lakukan, apa saja yang sudah dia korbankan dan do’a apa saja yang telah ia panjatkan.. hargai orang lain, maka orang lain akan menghargaimu.. dan jangan menuntut untuk sempurna, karena sejatinya kita semua punya kesalahan. Kita hanya berbeda dalam hal melakukan dosa.

 

Belajar Mencintai

Part 10

Dekat ditolak, Jauh dinanti

 

Hari-hari yang aku jalani rasanya hampa, aku benar-benar takut dengan keputusan yang akan aku ambil, tapi beberapa kali sahalat istikharah jawabannya selalu sama yaitu Menolak perjodohanku dengan pak Luthfi. Ada beberapa alasan yang mendasar dan membuatku ragu untuk hidup bersama laki-laki pilihan ayahku. Dan hari ini, aku mengumpulkan kekuatanku untuk berbicara pada ayah, aku tahu ayah dan ibu akan kecewa, tapi inilah keputusanku. lagipun aku tidak mungkin terlalu lama meminta waktu pada keluarga pak Luthfi, mereka pasti ingin segera aku menjawab pinangan mereka.

Ayah : sudah lebih dari 2 minggu kamu murung neng.. cerita pada ayahmu ini..

Aku : ayah, aku sudah punya keputusan, apa ayah akan marah dengan keputusanku..

Ayah : mengenai perjodohanmu?

Aku : iya..

Ayah : ayah hanya memberi pilihan, ayah tidak akan memaksamu, semuanya kembali kepadamu neng.. ayah akan merasa bersalah jika pilihan ayah tidak membuatmu bahagia, tapi ayah mohon, jawaban itu harus dengan pertimbangan dan pemikiran yang matang.. mereka keluarga baik-baik, hubungan keluarga kita dengan keluarga mereka sangat dekat, ayah tidak mau ada yang merasa terdzalimi..

Aku : aku sudah memikirkan ini ayah, dan aku juga sudah istikharah..

Ayah : alhamdulillah.. kalau begitu apa jawabanmu

Aku : aku tidak bisa menikah dengan pak luthfi ayah..

Ayah : apa ayah tidak salah dengar neng

Aku : tidak ayah, aku benar-benar tidak bisa.. maaf jika kali ini ulya sangat mengecewakan ayah..

Ayah : tapi kenapa?

Aku : karena ulya tidak mencintai pak Luthfi..

Ayah : kamu ini aneh neng, kamu selalu bilang tidak ingin pacaran, ingin ta’aruf dan langsung menikah, kamu bilang cinta akan tumbuh dengan sendirinya.. tapi sekarang alasanmu menolaknya karena kamu tidak mencintainya.. apa karena laki-laki yang bernama Gustaf yang pernah kamu ceritakan pada ibumu.

Aku : tidak ada hubungannya dengan gustaf ayah..

Ayah : ayah tidak habis fikir, yang dekat dan sudah jelas kamu tolak. Yang jauh dan tidak jelas kamu tunggu. Apa ini hasil dari pendidikanmu selama ini.

Ayah berbicara denga nada tinggi, aku tahu ini sangat membuatnya kecewa..

Aku : kenapa ayah marah? Bukankah ayah menyerahkan jawabannya padaku..

Ayah : tapi tidak dengan alasan semacam itu, apa yang harus ayah katakan pada orangtua Luthfi, ayah malu. Ayah sudah tidak punya alasan untuk menolak,   ayah tidak mau disangka terlalu pilih-pilih menantu

Aku : maaf ayah.. tapi ulya tidak bisa menikah dengan orang yang tidak ulya cintai, pun sebaliknya..

Ayah : maksudmu?

Aku menceritakan kejadian di alun-alun waktu itu, semuanya, tentang aku, Luthfi dan juga Nadira sahabatku. Aku tidak mungkin menikah dengan orang yang dicintai sahabatku.. aku juga tidak bisa menikah dengan orang yang mencintai sahabatku L

Setelah panjang lebar aku ceritakan semuanya, akhirnya ayah memahami semuanya, ayah menangis dan memelukku.. dan ayah berkata “ pasti ada laki-laki shaleh yang telah Allah persiapkan untukmu neng, meskipun dengan dia yang kau butuhkan bukan dengan dia yang kau inginkan”

Kamis, 17 September 2020

Kamu dan kenangan

 

Kamu dan Kenangan

 

Kata-kata yang aku tulis tak ada bait rahasia

Tak seperti aksara hujan dan senja

Yang memiliki dua sisi makna berbeda

Semuanya sudah jelas membentang cakrawala

Kegetiran yang melanda nestapa akan sirna

 

Tirani yang kemarin menghampiri

Kini semakin kuat mendasar samudera

Tak ada kegetiran yang kembali menyapa

Tak ada dinding penghalang yang dapat menumpas asa

 

Yang bertahan silahkan menetap

Yang pergi silahkan pergi

Hidup bukan tentang sekedar pergi dan bertahan

Melaikan tentang syukur dan ikhlas

 

Janganlah menyapaku di masa sekarang

Beristirahatlah dengan tenang di masa lalu

Jangan membuatku berjuang sendirian

Untuk kamu dan segala kenangan..