Belajar
Mencintai
Part 10
Dekat ditolak, Jauh dinanti
Hari-hari yang aku jalani rasanya hampa, aku benar-benar
takut dengan keputusan yang akan aku ambil, tapi beberapa kali sahalat
istikharah jawabannya selalu sama yaitu Menolak perjodohanku dengan pak Luthfi.
Ada beberapa alasan yang mendasar dan membuatku ragu untuk hidup bersama
laki-laki pilihan ayahku. Dan hari ini, aku mengumpulkan kekuatanku untuk
berbicara pada ayah, aku tahu ayah dan ibu akan kecewa, tapi inilah
keputusanku. lagipun aku tidak mungkin terlalu lama meminta waktu pada keluarga
pak Luthfi, mereka pasti ingin segera aku menjawab pinangan mereka.
Ayah : sudah lebih dari 2 minggu kamu murung neng.. cerita
pada ayahmu ini..
Aku : ayah, aku sudah punya keputusan, apa ayah akan marah
dengan keputusanku..
Ayah : mengenai perjodohanmu?
Aku : iya..
Ayah : ayah hanya memberi pilihan, ayah tidak akan
memaksamu, semuanya kembali kepadamu neng.. ayah akan merasa bersalah jika
pilihan ayah tidak membuatmu bahagia, tapi ayah mohon, jawaban itu harus dengan
pertimbangan dan pemikiran yang matang.. mereka keluarga baik-baik, hubungan
keluarga kita dengan keluarga mereka sangat dekat, ayah tidak mau ada yang
merasa terdzalimi..
Aku : aku sudah memikirkan ini ayah, dan aku juga sudah
istikharah..
Ayah : alhamdulillah.. kalau begitu apa jawabanmu
Aku : aku tidak bisa menikah dengan pak luthfi ayah..
Ayah : apa ayah tidak salah dengar neng
Aku : tidak ayah, aku benar-benar tidak bisa.. maaf jika
kali ini ulya sangat mengecewakan ayah..
Ayah : tapi kenapa?
Aku : karena ulya tidak mencintai pak Luthfi..
Ayah : kamu ini aneh neng, kamu selalu bilang tidak ingin
pacaran, ingin ta’aruf dan langsung menikah, kamu bilang cinta akan tumbuh
dengan sendirinya.. tapi sekarang alasanmu menolaknya karena kamu tidak mencintainya..
apa karena laki-laki yang bernama Gustaf yang pernah kamu ceritakan pada ibumu.
Aku : tidak ada hubungannya dengan gustaf ayah..
Ayah : ayah tidak habis fikir, yang dekat dan sudah jelas
kamu tolak. Yang jauh dan tidak jelas kamu tunggu. Apa ini hasil dari
pendidikanmu selama ini.
Ayah berbicara denga nada tinggi, aku tahu ini sangat
membuatnya kecewa..
Aku : kenapa ayah marah? Bukankah ayah menyerahkan
jawabannya padaku..
Ayah : tapi tidak dengan alasan semacam itu, apa yang harus
ayah katakan pada orangtua Luthfi, ayah malu. Ayah sudah tidak punya alasan
untuk menolak, ayah tidak mau disangka
terlalu pilih-pilih menantu
Aku : maaf ayah.. tapi ulya tidak bisa menikah dengan orang
yang tidak ulya cintai, pun sebaliknya..
Ayah : maksudmu?
Aku menceritakan kejadian di alun-alun waktu itu, semuanya,
tentang aku, Luthfi dan juga Nadira sahabatku. Aku tidak mungkin menikah dengan
orang yang dicintai sahabatku.. aku juga tidak bisa menikah dengan orang yang
mencintai sahabatku L
Setelah panjang lebar aku ceritakan semuanya, akhirnya ayah
memahami semuanya, ayah menangis dan memelukku.. dan ayah berkata “ pasti ada
laki-laki shaleh yang telah Allah persiapkan untukmu neng, meskipun dengan dia
yang kau butuhkan bukan dengan dia yang kau inginkan”